bahasa Indonesia » bahasa Esperanto | 58 [lima puluh delapan] | Bagian-bagian tubuh

58 [kvindek ok] Korpopartoj

Saya menggambar seorang pria.	Mi desegnas viron.
Pertama-tama kepalanya.	Unue la kapon.
Pria itu memakai topi.	La viro surhavas ĉapelon.
Rambutnya tidak kelihatan.	La haroj ne videblas.
Telinganya juga tidak kelihatan.	Ankaŭ la oreloj ne videblas.
Punggungnya juga tidak kelihatan.	Ankaŭ la dorso ne videblas.
Saya menggambar mata dan mulutnya.	Mi desegnas la okulojn kaj la buŝon.
Pria itu berdansa dan tertawa.	La viro dancas kaj ridas.
Pria itu mempunyai hidung yang panjang.	La viro havas longan nazon.
Dia memegang tongkat di tangannya.	Li portas lambastonon en siaj manoj.
Dia mengenakan syal di lehernya.	Li surhavas ankaŭ koltukon ĉirkaŭ sia kolo.
Ini musim dingin dan cuacanya dingin.	Vintras kaj malvarmas.
Tangannya kuat.	La brakoj estas muskolaj.
Kakinya juga kuat.	La gamboj ankaŭ estas muskolaj.
Pria itu terbuat dari salju.	La viro estas el neĝo.
Dia tidak mengenakan celana dan mantel.	Li surhavas nek pantalonon nek mantelon.
Tapi pria itu tidak kedinginan.	Sed la viro ne frostiĝas.
Dia itu boneka salju.	Li estas neĝhomo.

Apakah ada tata bahasa universal?

Ketika kita belajar bahasa, kita juga belajar tata bahasa. Ketika anak-anak belajar bahasa ibu mereka, hal ini terjadi secara otomatis. Mereka tidak menyadari bahwa otak mereka belajar berbagai aturan. Meskipun demikian, mereka belajar bahasa asli mereka dengan benar sejak awal. Mengingat ada banyak bahasa, maka ada juga banyak sistem tata bahasa . Tetapi apakah ada juga tata bahasa universal? Para ilmuwan telah mempelajari hal ini untuk waktu yang lama. Studi baru bisa memberikan jawaban. Karena peneliti otak telah membuat penemuan yang menarik. Mereka membuat subjek tes mempelajari aturan tata bahasa. subjeknya adalah siswa-siswa sekolah bahasa. Mereka mempelajari bahasa Jepang atau Italia. Setengah dari aturan tata bahasa adalah aturan palsu yang sengaja dibuat untuk penelitian. Namun, subjek tes tidak mengetahuinya. Para siswa dihadapkan pada kalimat-kalimat setelah belajar. Mereka harus menilai apakah kalimat tersebut benar. Sementara mereka mengerjakannya, otak mereka dianalisis. Artinya, para peneliti mengukur aktivitas otak. Dengan cara ini mereka bisa mengkaji bagaimana otak bereaksi terhadap kalimat. Dan tampaknya otak kita mengenali tata bahasa! Ketika memproses kata-kata, bagian otak tertentu menjadi aktif. Daerah Broca adalah salah satunya. Bagian ini terdapat pada otak kiri. Ketika pelajar dihadapkan dengan aturan tata bahasa yang asli, bagian otak tersebut sangat aktif. Di sisi lain, aktivitasnya berkurang saat berhadapan dengan aturan palsu. Jadi bisa jadi semua sistem tata bahasa memiliki dasar yang sama. Yang kemudian semuanya mengikuti prinsip-prinsip yang sama. Dan prinsip-prinsip ini akan melekat dalam diri kita ...